Kita semua pasti sudah kenal dengan istilah ‘prasmanan’ yang bermakna ’cara penyajian makanan di mana tetamu mengambil sendiri hidangan yang disediakan pada meja panjang’. Mungkin kita penasaran dari mana asal-usul istilah ‘prasmanan’ ini dipakai. Sementara orang lebih menyukai menggunakan istilah ’buffet’ (dilafalkan dengan ’ba-fei’) daripada ’prasmanan’, sekalipun kedua kata sama dan sebangun maknanya.
Buffet’ memang berasal dari bahasa Perancis yang makna awalnya adalah ’perabot seperti lemari yang terdiri dari beberapa rak dan biasanya dipakai untuk memajang piring dsb’. Istilah ini juga diserap dalam bahasa kita merujuk pada lemari sejenis dengan sebutan ’bufet’. Orang Perancis yang memulakan gaya menghidangkan aneka hidangan pada piring di rak-rak lemari bufet ini. Di AS sistem menghidangkan makanan yang praktis ini mulai populer di pertengahan abad 19 dan karena memang mengadopsi dari tatacara Perancis istilah yang dipakai tetap adalah buffet.
Di tanah jajahan Hindia Belanda, khususnya di Batavia ada tiga macam sebutan untuk orang Perancis yaitu ’prasman’ (dari bahasa Belanda fransman), ’prancis’ (dari kata Français) dan ’didong’ (dari bahasa Perancis dis donc artinya tell me = kasi tahu). Karena lidah kita sulit mengartikulasikan buffet ini, maka gaya penyajian makanan swalayan ini pun diberi nama ’makan prasman’ dan kemudian menjadi ’makan prasmanan’.
Di kawasan luar Jawa, utamanya di Sumatera Selatan yang saya tahu, gaya menghidangkan makanan seperti ini dinamakan dengan ’makan prancis’. Bahkan di undangan pernikahan orang Palembang masih sering tertulis ’Resepsi ala Perancis’. Orang yang belum memahami latar belakang sebutan ini biasanya akan tertawa geli membaca tulisan ’resepsi ala Perancis’ ini.
Sebutan ’prasman’ atau ’didong’ di masa lalu di negeri kita cukup lazim dipakai oleh khalayak ramai, karena tidak sedikit orang Perancis yang bertugas di nusantara berkolaborasi dengan penjajah Belanda sesuai dengan percaturan politik di kawasan Eropa pada masa itu. Siapa menyangka istilah ’prasmanan’ ternyata berasal dari kata Belanda ’fransman’ alias ’orang Perancis’. Ya, inilah keunikan bahasa.
Di Surabaya sendiri ada prasmanan terbaik yang disajikan oleh Bu Mimin. Bu Mimin sudah berkiprah di dunia kuliner lebih dari lima tahun. Nah kalau anda butuh prasmanan untuk acara-acara istimewa, lebih baik langsung Call Bu Mimin Aja. Bu Mimin senantiasa mengutamakan cita rasa tradisional, kebersihan dan juga profesional. Makanan Surabaya khas Bu Mimin rasanya seperti masakan rumahan. Produksi makanan enak khas Surabaya yang mampu menyajikan masakan kekinian dengan rasa paling lezat dan juga sehat. Daripada repot menyiapkan menu makanan untuk banyak tamu, mending langsung Call Bu Mimin aja!. Sampaikan kebutuhan anda dan kami siap melayani dengan sepenuh hati.