Frozen food jadi pilihan super praktif dalam kondisi darurat. Sejak beberapa waktu lalu, kita dan masyarakat dunia lainnya dihadapkan pada kenyataan bahwa seluruh aktivitas “normal” yang biasa kita lakukan harus diubah menjadi social distancing, alias dibatasi, demi mencegah penyebaran virus Corona alias COVID-19 yang sudah semakin luas. Tidak main-main, korban jiwa sudah mencapai puluhan ribu di seluruh dunia.
Meski harus menjalani “the new normal” saat ini, bukan berarti kita harus mengubah pola hidup sehari-hari, kan? Saat bekerja, olahraga, juga belajar tetap dilakukan, dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Nah, untuk urusan makan pun, kita perlu mengatur strategi agar tidak terlalu sering harus keluar rumah yang berisiko tertular virus yang hingga kini belum ada penangkalnya.
Salah satu penyelamat kita di saat darurat seperti ini adalah makanan beku alias frozen food. Ini sebenarnya bukanlah sebuah teknologi baru, karena kalau melihat sejarahnya, makanan beku ini sudah ada sejak manusia mengenal proses pengawetan makanan, bahkan di tahun 1000 SM, saat bangsa Tiongkok menyimpan makanan yang mereka miliki di lemari es, demikian menurut artikel di eater.com. Ide pembekuan makanan ini pun makin berkembang pada Perang Dunia II, selain teknologi pengawetan makanan melalui cara pengalengan.
Tahun 50-an bisa disebut sebagai titik tolak frozen food di Amerika Serikat, dengan munculnya “TV Dinner” berupa set makanan lengkap: karbohidrat, lauk berprotein, dan sayuran, dengan harga yang sangat terjangkau. Hampir seluruh rumah memiliki stok makanan ini, karena praktis dan rasanya pun enak. Hingga kini, makanan beku pun makin beragam: sayuran, buah-buahan, camilan, kentang, dan lauk-pauk lainnya. Bukan hanya di Amerika, di Indonesia pun makanan beku menjadi idola. Alasannya tentu: praktis, terjangkau, dan enak!
Bagaimana dengan kandungan nutrisinya?
Bagi Anda yang sangat memedulikan asupan nutrisi harian, tentu akan muncul pertanyaan, apakah makanan beku cukup bernutrisi untuk disantap? Berapa banyak kandungan nutrisi alami yang hilang melalui proses pembekuan? Dalam pemaparan ilmiah di laman Universitas Tufts, Amerika Serikat, nutritionletter.tufts.edu, disebutkan bahwa bahan makanan yang dibekukan pada dasarnya masih bernutrisi layaknya makanan segar, bahkan beberapa zat gizi – di dalam sayuran dan buah – malah terjaga lebih baik saat dibekukan. Namun tentunya, Anda tak bisa lama-lama menyimpan makanan beku, karena secara alami kandungan nutrisi dan kualitas makanan akan semakin menurun, terutama vitamin A, C, dan folat. Karenanya, perhatikan masa kadaluwarsanya, ya!
Lalu bagaimana untuk masa isolasi diri seperti sekarang?
Sah saja Anda menyimpan makanan beku di dalam lemari es sebagai stok, namun selama memungkinkan Anda menyimpan dan membeli makanan segar, jangan tinggalkan. Jalani saja masa darurat saat ini dengan sebaik-baiknya, tanpa harus mengorbankan kesehatan, kualitas makanan, dan tentunya… cita rasa! Anda kan, ingin tetap bisa makan enak, bukan?. Maka catering Bu Mimin adalah solusi. Catering Bu Mimin menyediakan frozen food dengan puluhan menu yang rumah banget dan memiliki cita rasa autentik. Frozen food catering ini diolah dari bahan bahan berkualitas terbaik sehingga menghasilkan rasa yang juara. Frozen Food ini akan membuat waktu Anda lebih efektif apalagi dalam kondisi darurat.